www.beritacepat.id – Bandara I Gusti Ngurah Rai di Denpasar, Bali, tetap melayani penerbangan meski Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur mengalami erupsi. Para pengelola bandara telah melakukan pengujian yang menunjukkan tidak ada abu vulkanik yang memengaruhi operasional hingga saat ini.
General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Wahyudi, menyatakan bahwa semua penerbangan berjalan normal. Namun, sejumlah maskapai terpaksa membatalkan penerbangan akibat aktivitas vulkanik ini.
Sebanyak 12 penerbangan internasional dan lima penerbangan domestik dibatalkan. Pembatalan ini diakibatkan oleh pengaruh dari erupsi Gunung Lewotobi, meskipun bandara masih tetap berfungsi.
Pengaruh Erupsi terhadap Jadwal Penerbangan di Bali
Belasan penerbangan yang dibatalkan termasuk ke beberapa tujuan internasional yang populer. Rute-rute tersebut mencakup tujuan ke Adelaide, Sydney, dan Singapura, yang merupakan destinasi favorit banyak pelancong.
Untuk penerbangan domestik, ada pula sejumlah rute yang dibatalkan, khususnya yang menuju Labuan Bajo dan Semarang. Pembatalan ini berdampak langsung pada banyak penumpang yang telah merencanakan perjalanan mereka.
Pihak bandara berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan alternatif kepada para penumpang. Penumpang yang mengalami pembatalan penerbangan diberikan pilihan untuk pengembalian dana, penjadwalan ulang, atau pengaturan rute baru.
Menangani Dampak Erupsi: Kebijakan Penumpang
Wahyudi menegaskan bahwa bandara telah menyediakan area istirahat bagi penumpang yang terpengaruh situasi ini. Dengan demikian, mereka dapat menunggu dengan lebih nyaman sembari menanti kabar mengenai penerbangan mereka.
Informasi lebih lanjut mengenai penanganan penumpang dapat diakses melalui Contact Center yang disediakan. Penumpang juga diimbau untuk secara berkala mengecek status penerbangan mereka langsung kepada maskapai yang bersangkutan.
Sebelum situasi ini, Gunung Lewotobi Laki-Laki telah erupsi versi kuat pada pukul 17.35 WITA. Hal ini menyebabkan tiga bandara di sekitar wilayah tersebut harus ditutup demi keamanan.
Keamanan adalah Prioritas Utama selama Erupsi
Penutupan tiga bandara termasuk Bandara Frans Seda Maumere dan Bandara H. Hasan Aroeboesman Ende menunjukkan betapa seriusnya situasi ini. Pihak berwenang mengambil langkah cepat untuk memastikan keselamatan warga dan penumpang di wilayah terdampak.
Masyarakat di sekitar gunung berapi juga diberikan informasi yang jelas mengenai potensi bahaya dan langkah-langkah yang harus diambil. Edukasi tentang bencana alam menjadi penting untuk meminimalisir risiko saat terjadi keadaan darurat.
Erupsi ini menjadi pengingat betapa tidak terduganya kekuatan alam. Pengelola bandara dan maskapai penerbangan diharapkan selalu siap dengan rencana cadangan untuk mengatasi situasi darurat seperti ini.