www.beritacepat.id – Tim Search and Rescue (SAR) telah resmi menghentikan pencarian tiga orang anak buah kapal (ABK) yang hilang setelah tenggelamnya kapal di perairan Sulawesi Selatan. Tindakan ini diambil setelah pencarian berlangsung selama sepuluh hari tanpa hasil yang memuaskan.
Kapal yang hilang, KLM Asia Mulia, mengalami insiden tersebut pada bulan lalu. Pada hari terakhir pencarian, para petugas masih belum menemukan tanda-tanda keberadaan ketiga korban, yang menjadi tanda tanya bagi keluarga dan pihak berwenang.
Kepala Basarnas Makassar, Muhammad Arif Anwar, mengungkapkan bahwa pencarian dilakukan selama tujuh hari dan diperpanjang atas permintaan keluarga korban. Namun, hasil pencarian tetap nihil hingga hari kesepuluh.
Detail tentang Operasi Pencarian yang Dilakukan Tim SAR
Tim SAR gabungan telah bekerja keras dalam memperluas area pencarian dengan harapan menemukan sisa-sisa kapal atau tanda-tanda keberadaan korban. Mereka mengarahkan perhatian ke Kabupaten Takalar setelah menerima laporan mengenai serpihan kapal yang teridentifikasi terkait dengan KLM Asia Mulia.
Operasi pencarian ini mencakup banyak sumber daya manusia dan peralatan yang diperlukan untuk menjelajahi area yang luas. Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil, sehingga menimbulkan keprihatinan di kalangan keluarga dan masyarakat sekitar.
Arif menegaskan bahwa keputusan untuk mengakhiri pencarian bukanlah hal yang mudah dilakukan. Hal ini diambil setelah mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk keselamatan tim SAR dan hasil yang didapat dari operasi yang telah dilaksanakan.
Proses dan Tantangan Selama Pencarian
Selama sepuluh hari, tim SAR menghadapi banyak tantangan, baik dari cuaca yang tidak stabil maupun kondisi perairan. Banyak anak buah kapal dan masyarakat setempat berpartisipasi dalam pencarian dengan harapan bisa mendapatkan informasi terkini tentang keadaan para korban.
Penemuan serpihan kapal kayu dan bangkai kerbau di area pencarian yang diperluas menjadi petunjuk, namun tidak memberikan hasil yang diharapkan. Kegiatan pencarian ini juga diwarnai dengan kerentanan emosional yang dialami oleh keluarga korban yang terus menunggu dengan harapan.
Menurut informasi, KLM Asia Mulia saat itu membawa delapan ABK dan mengangkut 57 ekor kerbau dari Pulau Rote menuju Pelabuhan Bunge. Penabrakan oleh kapal besi yang melintasi jalur yang sama menjadi penyebab utama kapal tersebut terbalik dan tenggelam.
Nasib Tiga Korban yang Masih Belum Diketahui
Kehilangan tiga orang ABK dalam insiden ini menyentuh hati banyak orang, terutama keluarga mereka. Setiap harinya, harapan untuk menemukan mereka tetap ada, meski upaya pencarian telah dihentikan. Pernyataan penutupan pencarian membawa duka dan kepedihan bagi keluarga yang menunggu berita baik.
Arif menjelaskan bahwa jika ada tanda-tanda keberadaan para korban di masa mendatang, pencarian akan dibuka kembali. Hal ini menunjukkan bahwa harapan masih ada, meski saat ini pencarian resmi telah ditutup.
Keputusan untuk menghentikan pencarian bukan berarti mengakhiri harapan. Banyak yang yakin bahwa dengan bertambahnya waktu, informasi baru bisa muncul dan membawa mereka kepada titik terang mengenai nasib para korban.