www.beritacepat.id – Pemimpin dari beberapa daerah berkumpul untuk membahas potensi pariwisata yang belum sepenuhnya dimanfaatkan dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Diskusi ini berlangsung dalam Forum Kerja Sama Daerah Mitra Praja Utama, di mana para pemimpin dari berbagai provinsi berbagi pandangan dan strategi pengembangan pariwisata.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menjadi salah satu pembicara utama dalam acara ini. Dengan tengara Jakarta yang merupakan pusat ekonomi Indonesia, Rano mengekspresikan harapannya agar sektor pariwisata diberi perhatian lebih agar dapat berkontribusi lebih besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) negara.
Dalam pandangannya, potensi yang dimiliki Jakarta terlihat dari banyaknya destinasi wisata yang belum sepenuhnya dikembangkan. Kawasan seperti Kepulauan Seribu dan Ancol menyimpan banyak peluang yang harus digarap secara efektif untuk menarik lebih banyak wisatawan.
Penggalian Potensi Pariwisata di Jakarta dan Di Sekitarnya
Rano menjelaskan bahwa meskipun Jakarta menyumbang angka yang signifikan bagi ekonomi nasional, kontribusi dari sektor pariwisata masih dianggap sebagai pelengkap. Dengan PDB dari sektor ekonomi kreatif saja mencapai 11,8 persen, Rano yakin pariwisata bisa lebih dari itu jika dikelola dengan baik.
Berdasarkan data, setiap tahun Bandara Soekarno-Hatta melayani sekitar 70 juta penumpang, tetapi hanya satu juta di antaranya yang meluangkan waktu untuk menikmati Jakarta. Hal ini menunjukkan bahwa ada celah yang harus diisi untuk menarik lebih banyak wisatawan.
Rano juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antarprovinsi agar pariwisata di Jakarta dan sekitarnya dapat terintegrasi. Dengan merancang ulang cara pariwisata dipromosikan, diharapkan potensi wisata bisa menjadi penggerak ekonomi yang lebih berkontribusi.
Pentingnya Kolaborasi Antarprovinsi dalam Pengembangan Pariwisata
Sebagai Gubernur Banten, Andra Soni juga mengungkapkan pentingnya bekerja sama dalam mempromosikan potensi wisata. Menurutnya, Banten memiliki banyak kekayaan wisata, dari yang bertema sejarah hingga keindahan alam yang patut diperhatikan.
Andra menyampaikan perlunya perencanaan yang berkelanjutan agar nilai historis dan ekosistem tetap terjaga. Dia menambahkan bahwa dengan saling mempromosikan, wisatawan yang datang ke Jawa Timur juga dapat diajak untuk menikmati keindahan yang ditawarkan Banten.
Kerjasama antarprovinsi bukan hanya masalah promosi, tetapi membutuhkan pendekatan strategis agar wisata bisa berkembang secara berkelanjutan. Dengan demikian, kekayaan masing-masing daerah dapat saling melengkapi.
Membangun Jaringan dan Konektivitas yang Efektif untuk Wisatawan
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, juga menyatakan pentingnya konektivitas dalam pengembangan pariwisata. Melalui empat bandara di Jawa Timur, yaitu Surabaya, Malang, Banyuwangi, dan Kediri, akses menuju Jakarta dan sekitarnya dapat diperluas.
Pembangunan infrastruktur, seperti jalur kereta api, menjadi salah satu contoh konkret dalam meningkatkan konektivitas. Emil menekankan bahwa kolaborasi antara daerah merupakan kunci untuk keberhasilan pengembangan pariwisata dalam skala yang lebih besar.
Dia mengajak semua pelaku industri pariwisata untuk berfokus pada hasil yang saling menguntungkan daripada bersaing secara tidak sehat. Mengubah pola pikir untuk menciptakan win-win solution dapat meningkatkan jumlah wisatawan secara keseluruhan.
Inovasi dalam Pengembangan Destinasi Wisata Khusus
Ketua Cendekia Pariwisata Indonesia, Azril Azahari, memberikan saran agar daerah memperhatikan wisata minat khusus seperti belanja dan kuliner. Menurutnya, destinasi seperti Tanah Abang dan Thamrin City bisa menjadi magnet bagi pengunjung dari Malaysia dan Singapura.
Dengan menciptakan pengalaman belanja yang terintegrasi dan menarik, destinasi ini bisa menjadi “one stop shopping” layaknya yang ada di Singapura. Ini merupakan langkah penting dalam memanfaatkan daya tarik kuliner dan shopping yang ada di Jakarta.
Azril juga memperingatkan bahwa ekosistem pariwisata harus dijaga dengan baik. Menggabungkan unsur lingkungan hidup, kondisi fisik, dan manusia harus menjadi perhatian utama dalam pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.
Menerapkan Pendekatan Ilmiah dalam Pariwisata untuk Keberlanjutan
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, pendekatan terhadap pariwisata juga harus ilmiah. Menurut Azril, pariwisata tidak dapat berdiri sendiri tanpa dukungan dari sektor lain. Oleh karena itu, penting bagi para pemangku kepentingan untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang kondusif.
Dia menekankan bahwa semua aspek yang terkait dengan pariwisata, baik itu lingkungan, budaya, dan ekonomi, perlu diperhatikan secara holistik. Hanya dengan cara ini, sektor pariwisata dapat berkontribusi secara signifikan terhadap perekonomian daerah.
Pengembangan berkelanjutan dalam sektor ini akan membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat. Diskusi dalam forum ini diharapkan dapat menciptakan inovasi dan strategi konkret untuk membawa daerah maju dalam industri pariwisata.