www.beritacepat.id – Di sebuah daerah di Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan, terjadi insiden tragis yang mengguncang masyarakat setempat. Seorang petani berusia 63 tahun berinisial LN ditemukan tewas setelah ditelan oleh seekor ular piton sepanjang delapan meter. Kejadian ini memicu perhatian luas karena merupakan insiden yang sangat langka di daerah tersebut.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat, Laode Risawal, mengungkapkan bahwa korban ditemukan oleh warga sekitar pukul 14.30 WITA. Sebelumnya, LN dilaporkan hilang setelah tidak pulang dari kebun sejak pagi hari di hari Jumat yang lalu.
Setelah mendapatkan laporan mengenai hilangnya LN, pihak keluarga pun mencoba mencarinya di kebun. Mereka kemudian menemukan motor LN masih terparkir di pinggir jalan, tetapi LN sendiri tidak ada di tempat. Pencarian semakin intensif dilakukan setelah itu.
Penemuan yang Mengejutkan dan Proses Evakuasi
Saat pencarian semakin meluas, beberapa warga melihat seekor ular besar dengan perut yang tampak membesar di area kebun. Rasa ingin tahu mendorong mereka untuk memeriksa lebih lanjut. Setelah ular itu dibunuh, kejadian yang mengejutkan terjadi: setelah perut ular dibelah, LN ditemukan berada di dalamnya.
Ketika kabar tersebut menyebar, suasana duka melanda komunitas tersebut. Menurut Laode, ini adalah pertama kalinya ada warga yang tewas karena dimakan ular piton di daerah tersebut, meskipun keberadaan ular sering kali terlihat, terutama di musim hujan. Hal ini menegaskan betapa pentingnya kesadaran akan risiko yang mungkin ada di lingkungan sekitar.
Proses evakuasi jenazah LN dilakukan oleh petugas BPBD bersama warga setempat ke rumah korban. Kematian LN membawa duka mendalam dan mengingatkan masyarakat akan pentingnya kebersihan dan kewaspadaan terhadap lingkungan yang banyak dihuni satwa liar.
Fenomena Munculnya Ular di Perkampungan
Ular piton bukanlah makhluk asing bagi warga setempat, terutama saat musim hujan. Laode menjelaskan bahwa warga sering melihat ular-ular tersebut muncul ke permukiman. Namun, kejadian tragis seperti ini jarang terjadi dan biasanya warga bisa menghindarinya.
Dalam beberapa bulan terakhir, sudah sepuluh kejadian ular ditemukan. Selain itu, beberapa ternak warga juga dilaporkan hilang diduga dimangsa oleh ular. Hal ini membuat masyarakat semakin cemas dan menuntut perhatian lebih dari pihak berwenang.
Dari pengalaman warga selama ini, mereka sudah terbiasa menghadapi situasi seperti ini, tetapi penemuan LN di dalam perut ular menunjukkan bahwa ancaman bisa datang kapan saja. Oleh karena itu, berbagai upaya pencegahan perlu dilakukan untuk mengurangi jumlah interaksi antara manusia dan hewan liar ini.
Pentingnya Edukasi dan Kesadaran tentang Satwa Liar
Insiden tersebut menyoroti perlunya edukasi bagi masyarakat mengenai keberadaan satwa liar, terutama ular. Masyarakat harus diberi pengetahuan tentang cara menghadapi situasi siaga dan bagaimana mengidentifikasi apakah ada risiko di lingkungan sekitar. Hal ini merupakan upaya proaktif untuk mencegah tragedi serupa di masa mendatang.
BPBD dan dinas terkait juga perlu menggencarkan sosialisasi tentang pentingnya menjaga jarak dengan satwa liar. Melalui berbagai kampanye pendidikan, masyarakat diharapkan bisa lebih berhati-hati, terutama saat berada di area yang dikenal sebagai habitat satwa liar. Dengan ini, diharapkan ketegangan antara manusia dan satwa bisa diminimalisir.
Dalam kasus ini, masyarakat diharapkan untuk tetap tenang dan meningkatkan kewaspadaan saat bekerja di kebun atau area terbuka lainnya. Mengingat kejadian ini, warga juga disarankan untuk tidak ragu melapor ke petugas jika menemukan situasi yang mencurigakan.