www.beritacepat.id – Fenomena rotasi Bumi yang semakin cepat diketahui akan sangat mempengaruhi durasi hari. Pada bulan Juli hingga Agustus mendatang, para ilmuwan memperkirakan bahwa hari-hari bakal semakin pendek daripada biasanya. Hal ini menimbulkan berbagai pertanyaan tentang penyebab di balik perubahan ini.
Perubahan kecepatan rotasi Bumi bukanlah hal baru dalam sejarah planet ini. Namun, penyebab pasti dari fenomena yang terjadi selama beberapa tahun terakhir tetap menjadi misteri yang belum sepenuhnya terpecahkan oleh para peneliti.
Setiap tahun, Bumi menyelesaikan lebih dari 365 kali rotasi pada porosnya dalam satu kali perjalanan mengelilingi Matahari. Namun, panjang hari-hari itu semakin bervariasi seiring berjalannya waktu, dengan beberapa periode dalam sejarah mencatat jumlah hari yang berbeda untuk mengelilingi Matahari.
Penyebab Perubahan Kecepatan Rotasi Bumi yang Menarik
Beberapa faktor berkontribusi terhadap perubahan dalam kecepatan rotasi Bumi. Salah satu faktor utama adalah kenaikan dan penurunan permukaan air laut yang dipicu oleh perubahan iklim dan aktivitas geologis. Setiap perubahan kecil dalam distribusi air ini dapat memengaruhi kecepatan rotasi.
Di sisi lain, pergeseran di dalam Bumi juga dapat menyebabkan variasi pada rotasi planet ini. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa interaksi antara Bumi dan Bulan bisa memengaruhi kecepatan rotasi secara signifikan.
Sementara Bulan biasanya berperan dalam memperlambat rotasi Bumi, tetap ada momen ketika Bulan justru meningkatkan kecepatan rotasi. Hal ini berkaitan dengan posisi Bulan terhadap Bumi dan gaya tarik gravitasinya.
Rekor Hari Tersempit yang Mengguncang Ilmu Pengetahuan
Sejak tahun 2020, sejumlah rekor hari terpendek telah tercatat, membukukan hari-hari yang lebih singkat dari biasanya. Peneliti menyatakan bahwa belum pernah terjadi sebelumnya kita melihat begitu banyak hari yang lebih pendek secara berurutan.
Pada tahun 2020, tercatat ada 28 hari terpendek yang dikenal sejak pengukuran dimulai pada tahun 1960. Setiap tahun berikutnya tampaknya tren ini terus berlanjut, mengakibatkan kebingungan di kalangan ahli astronomi.
Tahun 2024 bahkan diprediksi akan menjadi tahun dengan hari terpendek, dengan durasi yang lebih pendek 1,66 milidetik dari standar harian yaitu 86.400 detik. Ada kebangkitan minat yang tinggi terhadap fenomena ini di kalangan para peneliti.
Prediksi Astronomi tentang Perubahan Hari ke Depan
Melalui analisis model yang dilakukan oleh International Earth Rotation and Reference Systems Service (IERS), para astronom memprediksi bahwa pada Juli dan Agustus, fenomena hari terpendek akan terjadi lagi. Hari-hari tersebut diharapkan lebih pendek sekitar 1,30 milidetik dari biasanya.
Secara khusus, pada tanggal 22 Juli dan 5 Agustus, prediksi memperlihatkan bahwa kedua hari itu akan lebih singkat masing-masing 1,38 dan 1,5 milidetik. Fenomena ini menjadi perhatian menarik di kalangan ilmuwan dan astronom.
Untuk menjaga keakuratan sistem penanggalan, penting bagi para ilmuwan untuk terus memantau perubahan-perubahan ini. Astronomi modern mengandalkan pengukuran yang tepat untuk memahami interaksi antara Bumi, Bulan, dan elemen lainnya dalam tata surya.