www.beritacepat.id – Hampir 80 persen turis Asia Tenggara mengungkapkan bahwa Amerika Serikat (AS) semakin kehilangan daya tariknya sebagai destinasi wisata. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran terkait diskriminasi, kekerasan senjata api, dan biaya perjalanan yang tinggi, menurut survei yang dilakukan.
Dari survei tersebut, satu dari empat responden menyebutkan minat mereka untuk mengunjungi AS telah menurun selama enam bulan terakhir. Mereka mengungkapkan bahwa faktor-faktor seperti diskriminasi dan kebijakan pemerintahan yang berlaku turut berkontribusi terhadap penurunan minat tersebut.
Survei ini melibatkan 6.000 wisatawan dari negara-negara seperti Singapura, Indonesia, Vietnam, Thailand, Filipina, dan Malaysia. Perusahaan riset pasar yang melakukan survei, Milieu Insight, melaksanakan penelitian ini antara 22 Mei hingga 10 Juni 2025.
Analisis Terkait Kekhawatiran Wisatawan Asia Tenggara
Kekhawatiran yang disebutkan oleh para responden mencakup berbagai aspek, termasuk masalah keamanan dan diskriminasi terhadap turis. Dalam beberapa tahun terakhir, kekerasan senjata api dan penembakan massal di AS telah meningkat secara signifikan, menimbulkan rasa takut di kalangan calon wisatawan.
Dari responden yang disurvei, hampir separuh di antaranya pernah mengunjungi AS setidaknya satu kali sebelumnya. Hasil survei ini menunjukkan bahwa ketidakpastian mengenai keselamatan diri dan keluarga menjadi pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan perjalanan mereka.
Selain itu, sekitar 55 persen responden asal Singapura menyatakan ketertarikan mereka untuk mengunjungi AS menurun dibandingkan enam bulan lalu. Data menunjukkan, hanya 7 persen yang merasa lebih tertarik untuk pergi ke negara tersebut saat ini.
Minat Berubah dari Negara-Negara Tertentu dalam Kawasan Asia Tenggara
Namun, meskipun ada peningkatan dalam kekhawatiran, minat untuk mengunjungi AS justru meningkat di Vietnam dan Filipina. Di Vietnam, 57 persen masyarakat menyatakan lebih tertarik untuk mengunjungi AS dibandingkan enam bulan lalu, sementara di Filipina angkanya mencapai 49 persen.
Pakar perjalanan berpendapat bahwa peningkatan minat ini mungkin berkaitan dengan adanya diaspora Vietnam dan Filipina di AS, yang menciptakan ikatan emosional. Hal ini sering kali menjadi faktor pendorong utama bagi individu yang ingin berkunjung untuk bertemu keluarga atau teman.
“Daya tarik budaya pop Amerika dan ikatan keluarga menjadi kekuatan yang mendorong keinginan banyak orang untuk datang ke AS,” ungkap seorang dosen di James Cook University di Singapura. Keterhubungan emosional ini menjadi alasan kuat bagi sebagian wisatawan dari kawasan tersebut.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Tarik Destinasi Wisata
Ketika membahas daya tarik suatu destinasi, beberapa faktor ekonomi dan sosial menjadi pertimbangan penting bagi wisatawan. Dalam hal ini, biaya perjalanan menjadi isu yang patut dicermati mengingat kondisi ekonomi global saat ini.
Tingginya biaya akomodasi dan transportasi di AS sering kali membuat banyak orang merasa tidak mampu untuk melakukan perjalanan. Namun, kekhawatiran terhadap keselamatan dan diskriminasi lebih sering menjadi alasan yang diangkat oleh calon wisatawan.
Salah satu aspek yang menarik perhatian adalah persepsi terhadap keamanan di berbagai kota besar di AS. Banyak orang merasa bahwa risiko ancaman seperti kejahatan jalanan atau kekerasan bersenjata jauh lebih besar dibandingkan dengan destinasi lain yang lebih aman.