www.beritacepat.id – Proyek mobil nasional yang diberi nama i2C ini sedang dikembangkan oleh Teknologi Militer Indonesia (TMI) sebagai bagian dari upaya untuk mencapai cita-cita kemandirian industri otomotif di dalam negeri. Komitmen dari pemimpin negara sangat diperlukan untuk memastikan proyek ini dapat berjalan dengan sukses dan sesuai dengan rencana yang diinginkan.
Budi Wurasqito, seorang penasihat desain di TMI, menyampaikan bahwa dukungan politik dari Presiden Prabowo Subianto akan menjadi salah satu kunci keberhasilan proyek tersebut. Menurutnya, saat ini yang diperlukan adalah konkretisasi rencana tersebut agar dapat segera direalisasikan.
“Kami membutuhkan komitmen politik dari beliau agar proyek ini dapat berjalan dengan baik. Beliau telah menugaskan kami untuk langsung memulai pengembangan,” papar Budi di acara GIIAS 2025 yang berlangsung di ICE BSD pekan lalu.
Pentingnya Dukungan Politik dalam Proyek i2C
Dalam konteks pengembangan i2C, Budi mengatakan bahwa dukungan politik yang jelas akan sangat membantu dalam mengatur arah proyek ini. Tanpa bimbingan yang tepat dari pihak pemerintah, sulit untuk menentukan langkah selanjutnya dari pengembangan kendaraan ini.
Peran Presiden dalam memberikan arahan sangat krusial, terutama terkait dengan apakah TMI akan terus menjadi pemegang kendali proyek atau terjadi perubahan di masa mendatang. Budi menekankan, “Kita tetap akan mengikuti keputusan pemerintah mengenai struktur organisasi yang nantinya akan mengelola proyek ini.”
Proyek mobil i2C ini memiliki misi untuk menciptakan kendaraan yang benar-benar dibuat di Indonesia, menggugah rasa kebanggaan bangsa akan produk dalam negeri. Dengan demikian, diharapkan mobil ini bisa memenuhi kebutuhan masyarakat serta meningkatkan daya saing industri otomotif nacional.
Progres dan Rencana Masa Depan Proyek Mobil i2C
TMI menyebutkan bahwa desain prototipe pertama dari i2C telah selesai, dan pengembangan lebih lanjut akan mengikuti tahap-tahap yang telah disusun. Untuk saat ini, fokus utama mereka adalah pada persiapan kendaraan listrik yang ramah lingkungan.
“Kami tentukan garis besar, dan saat ini, kami sedang berupaya untuk memenuhi semua protokol yang ditetapkan untuk tahap pengujian,” jelas Budi. Menurutnya, target produksi massal untuk model ini direncanakan akan dimulai pada tahun 2028.
Harapan mereka adalah untuk bisa menjual i2C dengan harga yang terjangkau, di bawah Rp500 juta, sehingga dapat diakses oleh lapisan masyarakat yang lebih luas. Inisiatif ini bukan hanya sekadar menciptakan mobil baru, tetapi juga menumbuhkan ekosistem industri otomotif nasional.
Strategi Menghindari Kontroversi dari Masa Lalu
TMI bertekad untuk tidak mengulangi kesalahan yang terjadi pada proyek-proyek mobil nasional sebelumnya. Mereka berupaya menjaga reputasi dan kepercayaan publik dengan memastikan bahwa i2C merupakan produk orisinal, bukan sekadar rebadge dari model yang sudah ada.
Hal ini ditegaskan oleh Harsusanto, Presiden dan CEO TMI, yang menyatakan bahwa mereka berkomitmen untuk menghadirkan inovasi baru bagi industri otomotif Indonesia. “Kami ingin menghadirkan kepercayaan kepada masyarakat bahwa mobil ini adalah hasil karya anak bangsa,” ujarnya.
Dengan demikian, TMI juga berusaha untuk membangun hubungan yang baik dengan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari lembaga pemerintah hingga sektor swasta yang dapat berkontribusi terhadap kemajuan proyek ini.