Jakarta — Menpora RI, Dito Ariotedjo, mengungkapkan bahwa keputusan dua lifter muda berbakat Indonesia, Rahmat Erwin Abdullah dan Rizki Juniansyah, untuk beralih dari kategori andalan mereka di angkat besi merupakan bagian dari strategi yang lebih besar. Rahmat akan bersaing di kelas 71kg, sementara Rizki di kelas 79kg. Dalam pandangan Menpora, ini tidak menjadi masalah, karena mereka memang telah dibekali dengan arahan yang kuat untuk berkompetisi di dua kelas yang berbeda.
“Ada dua pejuang kita di sini, Rahmat dan Rizki. Rizki berhasil meraih medali perak, sedangkan Rahmat memecahkan rekor dunia. Keduanya memang sudah menjadi tumpuan kita sejak Olimpiade lalu,” kata Dito di Kemenpora baru-baru ini.
Rahmat dan Rizki awalnya berada di kelas yang sama, yaitu 73kg putra. Mengingat keduanya memiliki kemampuan luar biasa, mereka sering bergantian naik dan turun kelas. Misalnya, pada SEA Games 2021 yang diadakan pada tahun 2022, Rahmat bertanding di kelas 73kg, sedangkan Rizki di kelas 81kg. Namun, pada SEA Games 2023, mereka melakukan pertukaran peran; Rahmat kembali ke 73kg dan Rizki di 81kg.
Menjelang Olimpiade 2024, keduanya tidak dapat berpindah kelas karena harus bersaing di kategori yang sama, yaitu 73kg. Pada akhirnya, Rizki berhasil melaju ke Olimpiade 2024 di Paris, sementara Rahmat harus merelakan tempatnya setelah mengalami cedera di Piala Dunia Angkat Besi 2024. Dalam event tersebut, Rizki berhasil meraih medali emas, menunjukkan potensi serta kemampuan maksimalnya.
Setelah Olimpiade, perubahan kelas diterapkan. Rizki naik ke kelas 81kg, sedangkan Rahmat tetap berkomitmen di kelas 73kg. Keduanya akan menghadapi tantangan baru dalam Kejuaraan Angkat Besi Asia (AWC) 2025 yang diprediksi menjadi ‘perpisahan’ mereka di dua kelas tersebut. Hal ini disebabkan penghapusan resmi kelas 73kg dan 81kg putra oleh Federasi Angkat Besi Internasional (IWF).
IWF telah memperkenalkan enam kelas baru untuk angkat besi putra, yang meliputi 60kg, 65kg, 71kg, 79kg, 88kg, dan 98kg. Perubahan ini menjadi bagian dari upaya internasional untuk mengembangkan olahraga angkat besi dan menjadikannya lebih kompetitif. Tak hanya itu, kelas-kelas tradisional pada kategori putri juga diperbarui dengan penghapusan beberapa kategori, dan ditetapkan kelas baru seperti 48kg, 53kg, 58kg, 63kg, 69kg, dan 77kg.
Strategi ini mencerminkan keinginan untuk meningkatkan daya saing dan memperluas peluang bagi atlet. Perubahan ini tentu menuntut adaptasi dari setiap lifter, termasuk Rahmat dan Rizki. Seiring dengan pelatihan dan penyesuaian kelas yang dilakukan, harapannya adalah kedua atlet ini dapat terus memberikan yang terbaik dan membanggakan Indonesia di pentas dunia.
Ke depannya, performa mereka di kelas baru akan menjadi perhatian banyak penggemar dan pencinta olahraga angkat besi. Dengan semangat dan dedikasi yang tinggi, kita berharap bahwa mereka dapat kembali mengukir prestasi dan membuat sejarah baru bagi Indonesia di tingkat internasional.