Di masa lalu, dunia perawatan kulit atau skincare sering diasosiasikan dengan perempuan. Namun, perkembangan zaman membawa perubahan yang signifikan. Saat ini, tidak jarang kita melihat pria yang aktif menggunakan sunscreen, menerapkan masker wajah, dan menggali informasi tentang bahan-bahan aktif seperti niacinamide dan salicylic acid. Fenomena ini menunjukkan bahwa perhatian laki-laki terhadap perawatan kulit semakin meningkat.
Menurut survei terkini yang dilakukan di kalangan milenial dan Gen Z di Indonesia, terdapat peningkatan yang nyata dalam penggunaan produk skincare di kalangan pria. Meskipun jumlahnya masih di bawah perempuan, ketertarikan terhadap produk perawatan kulit semakin tumbuh. Menariknya, pria kini mempunyai preferensi tersendiri saat memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Sebuah studi menyebutkan bahwa meskipun frekuensi belanja pria belum sebanding dengan perempuan, mereka mulai menunjukkan kecenderungan terhadap produk yang fungsional dan inovatif. Ini mencerminkan perubahan pikiran dan pemahaman bahwa merawat kulit bukanlah suatu hal yang feminin, melainkan kebutuhan yang universal.
Dalam analisis lebih lanjut, produk masker wajah mencuat sebagai salah satu favorit di antara pria. Hal ini menunjukkan bahwa mereka mulai menghargai momen perawatan diri, terutama ketika prosesnya praktis dan memberikan hasil yang instan.
Pria juga menunjukkan respon yang positif terhadap inovasi teknologi dalam produk skincare, seperti penggunaan AI dalam membedakan berbagai jenis produk, kemasan yang menarik, dan konsep unik dari brand. Saat mereka berbelanja, pria cenderung berfokus pada faktor desain kemasan yang menarik, minimalis, dan high-tech.
Dalam hal ini, brand-brand premium seperti SK-II dan Kiehl’s menjadi pilihan utama. Mereka tidak hanya menawarkan kemasan yang menarik, tetapi juga fungsi yang signifikan bagi pengguna. Hal ini menunjukkan bahwa pria memiliki tingkat toleransi yang tinggi untuk berinvestasi dalam produk skincare yang berkualitas.
Berbeda dengan perempuan yang sering mendapatkan rekomendasi dari beauty influencer, pria lebih cenderung mengambil keputusan berdasarkan rekomendasi dari teman atau iklan digital. Strategi pemasaran untuk produk skincare pria perlu menyesuaikan pendekatannya. Aktivitas marketing perlu lebih fokus pada kampanye visual dan storytelling yang lebih maskulin dan relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka.
Dari segi belanja, pria tidak terpaku pada tempat-tempat tertentu. Mereka lebih terbuka untuk membeli dari berbagai saluran, termasuk website resmi produk maupun toko luar negeri saat mereka melakukan perjalanan. Ini menunjukkan kompleksitas dalam perilaku belanja yang tidak bisa diremehkan.
Meskipun anggaran untuk skincare pria rata-rata masih di bawah Rp250 ribu per bulan, sebagian dari mereka tidak sungkan merogoh kocek lebih dalam jika menemukan produk yang terbukti efektif dan praktis untuk digunakan. Hal ini menandakan bahwa pria mulai menyadari pentingnya merawat diri dan tidak takut untuk berinvestasi demi penampilan yang lebih baik.
Ketika kita melihat fenomena ini secara lebih mendalam, dapat disimpulkan bahwa dunia skincare pria sedang memasuki era baru. Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya perawatan kulit, peluang bagi brand skincare untuk menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan pria semakin terbuka lebar. Saat ini, perawatan kulit bukan lagi sekadar isu gender, melainkan sebuah revolusi yang merangkul semua kalangan.