www.beritacepat.id – Menteri Pariwisata telah menekankan perlunya pengawasan yang lebih ketat terhadap operator dan pemandu wisata ekstrem di Indonesia. Pernyataan ini muncul setelah insiden tragis yang merenggut nyawa seorang pendaki di Gunung Rinjani, NTB, yang menjadi sorotan publik.
Insiden ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan dalam kegiatan pendakian. Dengan semakin meningkatnya minat berwisata ekstrim, fokus pada standar keselamatan harus menjadi prioritas utama bagi semua pihak terkait.
Dalam sebuah pernyataan pada 28 Juni, Menteri Pariwisata mengungkapkan kebutuhan mendesak untuk audit secara menyeluruh terhadap semua operator dan pemandu. Hal ini bertujuan memastikan bahwa mereka mematuhi sertifikasi yang diwajibkan oleh otoritas yang berwenang.
Urgensi Pengawasan dan Kepatuhan Terhadap Standar Keselamatan
Menteri mengingatkan akan perlunya kepatuhan terhadap prosedur operasional standar (SOP) dalam wisata ekstrem. Beliau menegaskan bahwa setiap destinasi memiliki risiko yang signifikan jika tidak diatur dengan baik.
Dalam insiden baru-baru ini, kecelakaan yang menewaskan pendaki bernama Juliana menjadi titik balik untuk meresapi pentingnya SOP. Menurut Menteri, ketidakpatuhan terhadap prosedur ini bukan hanya berpotensi menimbulkan masalah, tetapi juga bisa berakibat fatal.
Di sisi lain, Menteri juga menyampaikan duka cita atas kehilangan nyawa dalam insiden tersebut. Dia mendorong semua pihak untuk menyadari tanggung jawab dalam menjaga keselamatan para wisatawan.
Pentingnya Pelatihan dan Edukasi bagi Pemandu dan Wisatawan
Menteri Pariwisata juga menekankan pentingnya pelatihan bagi pemandu dan porter. Pelatihan ini harus mencakup berbagai aspek, mulai dari teknik keselamatan hingga prosedur evakuasi darurat.
Kemampuan dalam mengelola situasi krisis menjadi keterampilan yang harus dikuasai oleh semua pemandu. Selain itu, kesiapan dalam memberikan informasi yang akurat kepada wisatawan juga diperlukan untuk memastikan keamanan di lapangan.
Menteri mengajak semua pihak untuk mendukung program pelatihan ini sebagai langkah preventif. Hal ini diharapkan dapat membantu mengurangi risiko insiden yang tidak diinginkan di masa depan.
Kerja Sama Antar Lembaga untuk Meningkatkan Standar Keselamatan
Pemerintah juga tengah menjalin kerja sama lintas kementerian dan lembaga. Dari Kementerian Kehutanan hingga Basarnas, kolaborasi ini bertujuan memastikan implementasi SOP berjalan efektif dalam praktiknya.
Partisipasi aktif dari berbagai pihak adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi para pendaki. Semua lembaga terkait diharapkan memiliki komitmen yang sama dalam menjaga keselamatan wisatawan.
Dukungan dari TNI/Polri, BPBD, dan Dinas Pariwisata daerah juga sangat diharapkan dalam memperkuat sistem keamanan. Hal ini bertujuan untuk mendukung penerapan kebijakan yang lebih baik di lapangan.
Edukasi Publik Sebagai Langkah Proaktif dalam Keselamatan Wisata
Selain audit dan pelatihan, edukasi bagi wisatawan juga menjadi fokus utama. Kementerian Pariwisata mendorong pentingnya penggunaan operator resmi oleh wisatawan.
Wisatawan perlu diberi pemahaman tentang alat keselamatan yang diperlukan. Informasi mengenai risiko yang mungkin dihadapi dalam aktivitas ekstrem juga sangat penting untuk disampaikan sebelum perjalanan dimulai.
Menteri Pariwisata menekankan, dengan pemahaman yang baik, wisatawan akan lebih siap menghadapi tantangan yang mungkin muncul. Tujuannya adalah untuk meminimalisir insiden dan menjaga kenangan manis dalam pengalaman berwisata.