www.beritacepat.id – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dan Presiden Prabowo Subianto baru saja menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 yang diadakan di Museum of Modern Art (MAM), Rio de Janeiro, Brasil. Dalam forum internasional tersebut, tema yang diusung adalah “Memperkuat Kerja Sama Global Selatan untuk Tata Kelola yang Lebih Inklusif dan Berkelanjutan”.
Airlangga menggarisbawahi pentingnya keikutsertaan Indonesia dalam BRICS yang kini semakin strategis. Melalui pertemuan ini, Indonesia berkomitmen untuk berkontribusi dalam menghadapi tantangan global yang kompleks.
Dengan perluasan keanggotaan BRICS, organisasi ini kini mewakili sekitar 40% dari Produk Domestik Bruto (PDB) global. Hal ini menjadi indikasi bahwa BRICS semakin berpengaruh di kancah internasional.
Pentingnya Peran Indonesia dalam BRICS dan Dampaknya
Keikutsertaan Indonesia dalam BRICS dianggap sebagai langkah strategis untuk memperkuat posisinya dalam percaturan global. Dengan kontribusi yang signifikan, Indonesia berupaya untuk menampilkan potensi ekonominya.
Melalui pertemuan ini, Indonesia diharapkan dapat memainkan peran penting dalam pembentukan kebijakan global yang lebih adil dan inklusif. Keberadaan Indonesia dalam BRICS memberikan peluang untuk berkolaborasi dengan negara-negara lainnya demi kepentingan bersama.
Adanya peningkatan jumlah anggota BRICS menunjukkan bahwa negara-negara berkembang mulai mendapatkan suara yang lebih besar di kancah internasional. Hal ini bisa menjadi katalis bagi Indonesia untuk mendorong kerjasama yang lebih mendalam antara negara-negara Global Selatan.
KTT BRICS 2025: Optimalisasi Kerja Sama Ekonomi dan Reformasi Multilateral
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Prabowo menegaskan komitmennya terhadap perdamaian dunia melalui pendekatan multilateralisme. Dia juga menolak perang serta penggunaan standar ganda dalam hubungan internasional.
Pentingnya reformasi dalam sistem multilateral menjadi pokok bahasan yang ditekankan dalam forum ini. Indonesia berharap agar keterwakilan negara-negara Global Selatan semakin diperkuat dalam pengambilan keputusan di institusi internasional.
Selain itu, Indonesia juga mengajak anggota BRICS untuk berkomitmen meningkatkan kerja sama ekonomi di antara negara-negara berkembang. Dengan adanya keterlibatan lebih aktif, diharapkan tujuan bersama dapat tercapai dengan lebih efektif.
Perubahan Sosial dan Lingkungan Melalui Inisiatif BRICS
Indonesia juga menyoroti urgensi untuk menghidupkan kembali multilateralisme di tengah perubahan konstelasi global. Dalam hal ini, upaya untuk mendorong kerja sama di bidang pembangunan berkelanjutan sangat diperlukan.
Presiden Prabowo menekankan pentingnya implementasi proyek yang terkait dengan energi bersih dan infrastruktur berkelanjutan. Dengan lebih dari 120 proyek yang sedang berjalan, BRICS diharapkan dapat menjadi motor penggerak dalam perubahan sosial.
Investasi dan pengembangan infrastruktur yang berkelanjutan menjadi prioritas yang tidak boleh diabaikan. Inisiatif ini bukan hanya akan mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan.
Dari pertemuan ini, sejumlah kesepakatan strategis muncul, termasuk komitmen untuk memperkuat multilateralisme dan reformasi tata kelola global. Adanya kesepakatan ini menandakan bahwa anggota BRICS bersatu dalam menghadapi tantangan global.
Kesepakatan tersebut juga mencakup promosi perdamaian dan keamanan internasional. Kerja sama yang lebih erat diharapkan dapat menciptakan stabilitas dan kemakmuran bagi seluruh negara anggota.