Dalam sebuah perkembangan menarik bagi para pelancong yang sering melakukan perjalanan antara Malaysia dan Thailand, rencana untuk melanjutkan proyek kereta langsung dari Kuala Lumpur menuju Bangkok telah diperbincangkan. Proyek ini diharapkan akan beroperasi pada akhir tahun 2025, mempermudah akses antara kedua negara.
Pemerintah Malaysia dan Thailand berencana untuk memanfaatkan jalur kereta yang sudah ada sebelumnya, yang menghubungkan beberapa kota penting, termasuk Bangkok, Padang Besar, Butterworth, dan Kuala Lumpur. Langkah ini tentunya akan menjadi solusi inovatif untuk meningkatkan konektivitas regional, merangsang pariwisata, dan membuat perjalanan menjadi lebih efisien.
Baru-baru ini, Menteri Transportasi Malaysia, Anthony Loke Siew Fook, mengadakan pertemuan dengan Wakil Perdana Menteri dan Menteri Transportasi Thailand, Suriya Juangroongruangkit, untuk membahas kelanjutan proyek ini. Mereka sepakat bahwa Keretapi Tanah Melayu Berhad (KTMB) dan State Railway of Thailand (SRT) akan diberikan waktu tiga bulan untuk mempersiapkan segala aspek yang diperlukan guna memulai operasi kereta Kuala Lumpur-Bangkok.
Dalam pernyataannya, Siew Fook menekankan bahwa proyek ini tidak membutuhkan jalur baru. Sebaliknya, inti dari pengembangan ini terletak pada perlunya koordinasi yang baik, pemasaran bersama, serta sistem penjualan tiket yang terpadu antara kedua negara. Keberhasilan proyek ini akan sangat bergantung pada sinergi antara kedua operator kereta api.
Saat ini, rincian mengenai estimasi waktu tempuh dan harga tiket untuk kereta baru ini masih belum tersedia. Namun, yang pasti, perjalanan dengan kereta diharapkan akan jauh lebih cepat dibandingkan dengan alternatif transportasi darat lainnya seperti bus, yang biasanya memakan waktu hingga 22 jam, dan mobil pribadi yang bisa mencapai 18 jam. Selain itu, keuntungan utama dari perjalanan kereta ini adalah kenyamanan, di mana para penumpang tidak perlu melakukan transit berkali-kali seperti yang biasanya terjadi pada perjalanan dengan bus.
Kepala pemerintah Thailand juga telah mengusulkan perluasan jaringan rel yang menghubungkan Su-ngai Kolok di perbatasan Thailand dengan Rantau Panjang dan Pasir Mas di Malaysia. Hal ini menunjukkan komitmen kedua negara untuk semakin memperkuat hubungan transportasi dan memperluas aksesibilitas di wilayah tersebut.
Namun, untuk memastikan pelaksanaan proyek ini berjalan sesuai rencana, perlu dilakukan pemeliharaan pada rel-rel lama yang akan digunakan. Menurut Siew Fook, rehabilitasi rel menjadi prioritas utama untuk memastikan bahwa kondisi jalur tersebut memenuhi standar operasi yang diperlukan. Hal ini menjadi langkah penting agar layanan kereta dapat dilanjutkan dengan aman dan nyaman bagi para penumpang.
Dengan adanya rencana ini, harapannya akan ada peningkatan signifikan dalam mobilitas antar negara, yang pada gilirannya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di kedua belah pihak. Masyarakat di Malaysia dan Thailand dapat menikmati akses transportasi yang lebih efisien, serta meningkatkan interaksi sosial dan ekonomi antara kedua negara. Proyek ini bukan hanya sekadar transportasi, tetapi menjadi jembatan yang menghubungkan budaya dan masyarakat di kawasan ini.