www.beritacepat.id – Penjualan mobil baru di Malaysia menunjukkan tren positif, bahkan sempat melampaui Indonesia pada kuartal kedua tahun ini. Berbagai faktor, termasuk dukungan pemerintah dan biaya kepemilikan yang lebih terjangkau, menjadi penyebab utama peningkatan ini.
Berdasarkan data yang ada, Malaysia mencatat penjualan sebanyak 183.366 unit sementara Indonesia hanya mencapai 169.578 unit. Meskipun memiliki populasi yang jauh lebih sedikit, potensi pasar yang dimiliki Malaysia menunjukkan daya tarik yang menarik untuk sektor otomotif.
Faktor Pendorong Penjualan Mobil di Malaysia
Yohannes Nangoi, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), menjelaskan bahwa pertumbuhan penjualan mobil di Malaysia sangat dipengaruhi oleh kebijakan perpajakan yang menguntungkan. Dengan pajak yang lebih rendah, masyarakat lebih mudah mendapatkan dan meremajakan kendaraan mereka.
Salah satu contoh mencolok adalah pajak tahunan untuk kendaraan jenis Toyota Avanza. Di Indonesia, pemilik mobil harus membayar pajak hingga Rp4 juta, sedangkan di Malaysia hanya sekitar Rp385 ribu. Perbedaan ini menciptakan insentif bagi masyarakat untuk memiliki kendaraan baru.
Selain itu, meskipun perekonomian Malaysia menghadapi tantangan, sistem perpajakan yang baik membuat masyarakat tetap mampu mempertahankan angka penjualan. Pemerintah Malaysia juga menyediakan insentif untuk pembelian mobil baru sejak tahun 2020, yang memperkuat kemampuan masyarakat untuk berinvestasi dalam kendaraan.
Dampak Insentif Pajak Terhadap Penjualan Mobil
Pemerintah Indonesia sebelumnya memberikan insentif pajak serupa di tahun 2021 untuk menghidupkan kembali pasar otomotif. Namun sayangnya, insentif tersebut bersifat sementara sehingga dampaknya tidak bertahan lama. Akibatnya, penjualan mobil di Tanah Air mengalami penurunan yang signifikan setelah insentif dicabut.
Nangoi mencatat bahwa kebijakan semacam ini sangat menentukan bagi pasar otomotif. Dia mencontohkan bahwa ketika Thailand menghentikan insentif mereka, penjualan mobil juga langsung turun drastis, dan hal yang sama terjadi juga di Indonesia.
Dengan situasi ini, ke depannya perlu ada kebijakan yang lebih berkelanjutan untuk memastikan penjualan mobil tetap stabil. Tanpa adanya dukungan yang solid dari pemerintah, sektor otomotif bisa kembali terpuruk.
Indonesia Masih Memimpin Pasar Mobil ASEAN
Meskipun mengalami penurunan dalam penjualan untuk kuartal kedua, Indonesia masih menjadi negara dengan penjualan mobil baru terbesar di Asia Tenggara selama enam bulan pertama tahun ini. Total penjualan mobil Indonesia dari Januari hingga Juni mencapai sekitar 374.740 unit.
Data ini menunjukkan bahwa meskipun Malaysia mencatat pertumbuhan yang signifikan, Indonesia masih unggul sedikit dengan penjualan yang mendekati 375 ribu unit. Ini menjadi indikasi bahwa pasar otomotif Indonesia masih memiliki potensi yang besar.
Nangoi menegaskan bahwa pengetahuan dan strategi yang tepat akan sangat membantu Indonesia dalam mempertahankan posisi ini. Dia percaya dengan konsistensi kebijakan, pasar otomotif Indonesia akan kembali bangkit dan tidak kehilangan dominasi di kawasan ASEAN.