www.beritacepat.id – Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) 2025 menjadi panggung bagi PT Pertamina (Persero) untuk memperkuat ekosistem riset, teknologi, dan industri yang mendukung ketahanan energi nasional. Kegiatan ini menampilkan beragam teknologi buatan anak bangsa dan menjalin kolaborasi strategis dengan berbagai pihak.
Salah satu inovasi yang diperkenalkan adalah Rig Merah Putih, alat pengeboran migas buatan dalam negeri hasil kerjasama PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) dan Pindad. Kehadiran rig ini diharapkan dapat menjadi ujung tombak untuk mendukung swasembada energi serta meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam sektor energi.
Direktur Utama PDSI, Avep Disasmita, menegaskan bahwa pengembangan Rig Merah Putih mencerminkan semangat kemandirian bangsa dan dukungan untuk mencapai cita-cita besar yang digagas oleh pemerintah. Dengan alat ini, diharapkan produksi migas nasional dapat terdongkrak signifikan melalui teknologi yang tepat guna.
Inovasi Terbaru dalam Bidang Energi dan Teknologi
Inovasi tidak hanya berhenti pada Rig Merah Putih, tetapi juga mencakup berbagai program lainnya yang mendukung peningkatan kapasitas energi nasional. Salah satu di antaranya adalah dukungan PDSI terhadap pendidikan di bidang teknik perminyakan melalui penyerahan alat laboratorium kepada Institut Teknologi Bandung (ITB). Dukungan ini sesuai dengan komitmen perusahaan terhadap pendidikan berkualitas.
Pertamina melihat pentingnya kolaborasi dengan institusi pendidikan. Oleh karena itu, kerjasama yang dijalin dengan ITB meliputi pengembangan sumber daya manusia serta riset di sektor energi. Penandatanganan nota kesepahaman tersebut menunjukkan dedikasi untuk meningkatkan kualitas riset dan pengabdian masyarakat.
Salah satu hasil nyata dari kolaborasi ini adalah “Katalis Merah Putih” yang kini sudah memasuki tahap komersialisasi. Teknologi ini diharapkan mampu menjawab tantangan dalam industri migas dan mendukung efisiensi energi.
Pertamina dalam Transisi Energi Berkelanjutan
Pertamina memposisikan diri sebagai pemain kunci dalam transisi energi yang berkelanjutan. Dalam berbagai sesi di KSTI, Wakil Direktur Utama Pertamina, Oki Muraza, menekankan bahwa perusahaan tidak hanya fokus pada bisnis hidrokarbon. Ia menjelaskan bahwa ke depannya, Pertamina juga akan mengembangkan energi hijau dan teknologi yang lebih berkelanjutan.
Sejumlah program unggulan dalam transisi energi ini sudah dijalankan, seperti pengembangan bioethanol dari berbagai bahan baku lokal. Selain itu, produksi Sustainable Aviation Fuel (SAF) dari minyak goreng bekas juga menjadi prioritas, dengan harapan mengatasi masalah lingkungan dan energi secara bersamaan.
Dengan kilang Pertamina yang tengah menjalankan proyek ramah lingkungan, target Indonesia sebagai hub produksi SAF di kawasan ASEAN pun semakin jelas. Pertamina terus mendorong terbentuknya ekosistem nasional untuk pengumpulan material tersebut demi keberlanjutan industri.
Peran Pemerintah dalam Pengembangan Teknologi dan Industri
Kehadiran Presiden Prabowo Subianto dalam acara tersebut menjadi penanda dukungan pemerintah terhadap penguatan teknologi dalam negeri. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, industri, dan masyarakat untuk kemandirian teknologi. Poin ini menjadi esensial dalam upaya pencapaian visi Indonesia Emas 2045.
Presiden berharap agar Indonesia tidak sekadar menjadi pasar bagi teknologi, tetapi juga menjadi pemain utama dalam industri global. Hal ini menegaskan bahwa investasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai pilar penting untuk masa depan bangsa yang lebih baik.
Dalam konteks ini, Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, juga menyatakan bahwa kehadiran Presiden akan menjadi motivasi bagi perusahaan untuk semakin berinovasi. Dengan semangat kolaborasi yang kuat, Pertamina berkomitmen untuk menghadirkan teknologi yang mampu memenuhi kebutuhan nasional.
KSTI 2025 sebagai Momentum Transformasi Energi Nasional
Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri 2025 berlangsung di Gedung Sasana Budaya Ganesha, Bandung, pada 7 hingga 9 Agustus 2025. Acara ini diharapkan menjadi titik temu antara dunia riset, industri, dan pemerintahan. Melalui kolaborasi yang erat, berbagai pihak dapat bekerja sama dalam menjawab tantangan energi nasional.
Pertamina membuktikan peran sentralnya dalam transformasi energi Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan global terkait perubahan iklim dan ketahanan energi. Melalui inovasi dan kerjasama strategis, Pertamina ingin memastikan masa depan yang lebih baik untuk bangsa.
Semangat berkelanjutan dan kemandirian menjadi landasan bagi langkah-langkah yang diambil oleh Pertamina dan mitra-mitranya. Dengan berbagai program dan inovasi yang dijalankan, harapan untuk mencapai ketahanan energi nasional tetap terjaga dan terus ditingkatkan.