www.beritacepat.id – Wakil Ketua Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI), Achmad Jufriyanto, mengungkapkan kekhawatirannya mengenai tunggakan gaji yang dialami oleh klub-klub sepak bola di Indonesia. Tunggakan tersebut mencapai total Rp4,3 miliar dan diharapkan bisa diselesaikan sebelum dimulainya liga musim baru pada awal bulan ini.
Dalam penjelasannya, Jufriyanto menyatakan bahwa dari total tersebut, empat klub terlibat, di mana tiga di antaranya masih dalam proses korespondensi. Satu klub lainnya sudah diproses di National Dispute Resolutions Chambers (NDRC), mengindikasikan adanya langkah hukum yang diperlukan.
Dari informasi yang disampaikan, jumlah pemain yang terpengaruh mencapai 15 orang dari empat klub tersebut. Keberadaan tunggakan ini menjadi sorotan besar, mengingat dampaknya terhadap kesejahteraan para atlet.
Sumber Permasalahan Tunggakan Gaji di Liga 1 dan Liga 2
Jufriyanto menyebut bahwa, meskipun banyak perhatian tertuju pada Liga 1, masalah serupa juga terjadi di Liga 2. Di liga yang lebih bawah ini, terdapat dua tim yang berkomunikasi dengan APPI, dan tujuh tim lainnya sudah dilewati proses NDRC dengan total tunggakan sekitar Rp3,6 miliar.
Tunggakan gaji di Liga 2 mencerminkan adanya masalah finansial yang lebih luas dalam industri sepak bola Tanah Air. Angka tersebut mungkin terlihat kecil jika dibandingkan dengan liga teratas, tetapi mencerminkan kesulitan yang dialami oleh tim-tim di level ini.
Kondisi ini menunjukkan perlunya pengaturan yang lebih ketat terkait keuangan klub, karena pemain-pemain di Liga 2 juga berhak mendapatkan upah sesuai kontrak yang telah disepakati. Hal ini sangat penting untuk menjaga integritas dan kesehatan kompetisi sepak bola di Indonesia.
Perhatian terhadap Klub di Liga 3 dan Dampak yang Ditimbulkan
Jufriyanto juga menyoroti bahwa masalah tunggakan tidak hanya terbatas pada Liga 1 dan Liga 2. Di Liga 3, beberapa klub telah dirundung masalah serupa, dengan dua tim yang telah disurati oleh APPI untuk menyelesaikan masalah gaji.
Di level yang lebih rendah ini, ada empat tim yang juga berurusan dengan NDRC, dengan total tunggakan gaji mencapai Rp2,5 miliar. Ini tentu saja mencerminkan bahwa tantangan finansial bukan hanya masalah di komposisi liga tertinggi.
Ketidakpastian mengenai pembayaran ini tak hanya berdampak pada pemain, tetapi juga pada perkembangan sepak bola secara keseluruhan. Para atlet muda yang bercita-cita menjadi profesional bisa merasa ragu untuk berkarir dalam sepak bola jika mereka melihat contoh nyata dari masalah ini.
Pentingnya Penyelesaian Sengketa yang Efektif untuk Masa Depan Sepak Bola Indonesia
Jufriyanto menegaskan pentingnya penyelesaian yang cepat dan efisien untuk masalah tunggakan gaji ini. Pengusutan secara hukum melalui NDRC bertujuan untuk menegakkan hak-hak pemain dan memastikan keadilan bagi mereka.
Proses ini diharapkan bisa memberikan efek jera kepada klub-klub yang tidak memenuhi kewajiban mereka. Dengan demikian, diharapkan para pemilik klub dapat lebih berhati-hati dalam mengelola keuangan mereka di masa mendatang.
Penyelesaian sengketa secara efektif juga diperlukan agar kepercayaan terhadap liga profesional dapat terjaga. Ketidakpastian finansial bisa mengganggu komunikasi antara pemain dan klub, yang pada gilirannya dapat memengaruhi performa di lapangan.