www.beritacepat.id – Fenomena kesulitan warga dalam membayar cicilan kendaraan bermotor semakin mencolok. Situasi ini berdampak langsung pada perusahaan leasing yang memperlambat pencairan kredit kendaraan bermotor (KKB).
Agustinus, pemilik Focus Motor Group, yang berfokus pada penjualan mobil bekas, mengungkapkan bahwa banyak perusahaan leasing saat ini mengakui adanya masalah tersebut. Menurutnya, semakin banyak individu di Indonesia mengalami kesulitan dalam memenuhi angsuran, terkait dengan lesunya perekonomian.
“Saya bertanya kepada mereka, mengapa leasing memperlambat pencairan? Mereka pasti memiliki data yang menunjukkan kondisi ini,” ujarnya. Laporan yang diterimanya menyebutkan banyak konsumen yang mengalami keterlambatan dalam membayar angsuran.
Strategi dan Dampak Leasing dalam Menangani Masalah Ini
Dalam konteks ini, perusahaan leasing mulai merumuskan strategi baru untuk menghadapi masalah kredit macet. Mengingat kondisi ekonomi yang tidak menentu, penting bagi mereka untuk melakukan analisis mendalam terhadap profil peminjam.
Agustinus menambahkan bahwa biasanya kredit macet lebih banyak terjadi pada konsumen baru. Namun kini, banyak yang tidak mampu melanjutkan angsuran hanya dalam satu hingga dua bulan setelah pembelian.
Tren ini menunjukkan bahwa beberapa orang memaksakan diri untuk membeli kendaraan meski tidak memiliki kondisi ekonomi yang cukup. Hal ini semakin memperparah angka kredit macet yang sudah ada sebelumnya.
Berdasarkan informasi yang didapat, jika kredit macet terjadi setelah dua tahun, kemungkinan besar peminjam mengalami pemutusan hubungan kerja. Situasi tersebut tentu sangat mempengaruhi stabilitas finansial individu.
Data Penjualan Kendaraan dan Tren Pasar di Indonesia
Penurunan penjualan kendaraan baru telah diungkapkan oleh Menteri Keuangan sebelumnya. Penjualan mobil baru pada awal tahun ini terdata turun sebanyak 18,8 persen secara tahunan.
Sementara itu, penjualan sepeda motor pun mengalami penurunan sebesar 2,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini menjadi indikasi adanya krisis dalam sektor otomotif di Indonesia.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan retail dari Januari hingga Juni 2025 berjumlah 390.467 unit, yang merupakan penurunan sebesar 9,7 persen. Dari sisi wholesales, angka ini juga menunjukkan penyusutan sebesar 8,6 persen, menjadi 374.740 unit.
Kondisi semakin memburuk pada bulan Juni 2025, ketika penjualan retail hanya mencapai 61.647 unit. Sebagai perbandingan, pada bulan yang sama tahun sebelumnya, penjualan berhasil mencapai 70.290 unit.
Data bulanan juga menunjukkan bahwa penjualan kendaraan mengalami penurunan signifikan. Dari Mei ke Juni 2025, wholesales mobil nasional menyusut menjadi 57.760 unit, menurun dari 60.612 unit di bulan sebelumnya.
Penyebab dan Solusi untuk Kredit Macet Kendaraan Bermotor
Penyebab utama dari kredit macet ini adalah tekanan ekonomi yang dihadapi banyak individu. Penurunan daya beli dikarenakan berbagai faktor, termasuk inflasi yang terus meningkat dan pengurangan pendapatan akibat pemutusan hubungan kerja.
Penting bagi masyarakat untuk melakukan perencanaan keuangan yang lebih baik sebelum memutuskan untuk membeli kendaraan. Menggunakan anggaran yang realistis dapat membantu menghindari masalah di kemudian hari.
Perusahaan leasing diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai risiko kredit kepada konsumen. Dengan pengetahuan yang tepat, konsumen bisa membuat keputusan yang lebih baik terkait pembelian kendaraan.
Pada saat yang sama, pemerintah perlu mengambil langkah untuk meningkatkan kondisi ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru. Langkah ini akan mempengaruhi daya beli masyarakat dan mengurangi angka kredit macet.
Dalam jangka panjang, revitalisasi sektor otomotif bisa mendorong pemulihan ekonomi nasional. Ini termasuk insentif bagi produsen dan juga konsumen agar lebih berani berinvestasi dalam membeli kendaraan.