Wakil Ketua PP PBSI, Taufik Hidayat, memberikan pandangannya kepada Jonatan Christie yang baru saja mengambil langkah penting dengan keluar dari Pelatnas Cipayung. Taufik, yang merupakan salah satu legenda bulu tangkis Indonesia, mengingatkan bahwa keputusan semacam ini membawa sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh atlet. Ketika seorang atlet memilih jalur profesional, tantangan paling signifikan yang perlu dihadapi adalah kemampuan untuk mengelola diri sendiri.
Keluarnya Jonatan dari Pelatnas Cipayung membuatnya bertanggung jawab atas berbagai aspek kehidupannya sebagai atlet. Di sinilah tantangan muncul: tanpa adanya regulasi ketat seperti saat masih berada di pelatnas, atlet harus memiliki disiplin yang tinggi. Taufik menegaskan bahwa lawan terberat atlet dalam kondisi ini adalah diri mereka sendiri. “Saat tidak ada jadwal baku, seringkali timbul rasa malas. Misalnya, jika latihan dijadwalkan pukul 8 pagi, bisa jadi timbul godaan untuk mengundur-ngundur hingga jam 9,” ujarnya.
Taufik membagikan pengalamannya ketika dirinya juga membuat pilihan serupa di masa lalu. Menurutnya, keputusan untuk berkarir di luar lembaga pelatihan formal berarti membawa beban yang lebih besar. “Saya harus mengatur segalanya sendiri: lapangan, pelatih, bahkan sparring partner. Semua hal ini membutuhkan perhatian khusus, termasuk juga pengaturan perjalanan, akomodasi, dan biaya- biaya lain,” ungkapnya. Ini menjadi faktor penting yang harus dicermati oleh Jonatan, yang mungkin merasa bahwa keputusan ini membawa kebebasan, tetapi juga tanggung jawab yang lebih besar.
Kontras dengan keadaan di Pelatnas Cipayung, di mana semua urusan—dari latihan hingga perjalanan—sudah tertangani, berkarir mandiri memberikan beban mental dan fisik tersendiri. Dalam lingkungan Pelatnas, ada struktur yang mendukung setiap atlet untuk memaksimalkan potensinya. Taufik menambahkan, “Kalau di pelatnas, semua sudah tersedia. Latihan diatur dengan baik, pelatih dan sparring partner mudah didapat, bahkan tiket dan akomodasi sudah diurus.”
Jonatan sendiri telah merenungkan keputusan ini setelah Olimpiade Paris 2024, di mana ia merasakan kebutuhan untuk mengambil langkah baru dalam kariernya. Sebelum mengambil keputusan, ia berkonsultasi dengan berbagai pihak, termasuk Taufik, untuk memahami tantangan yang mungkin dihadapinya di luar pelatnas. Dalam pembicaraannya, Jonatan mengungkapkan, “Saya sempat berdiskusi dengan Aa Opik, dan dia memperingatkan saya tentang kesulitan yang akan saya hadapi. Memang, di luar pelatnas, ada banyak hal yang perlu dipertahankan dan mungkin lebih sulit.”
Dengan pengetahuan dan pengalaman yang dibagikan oleh Taufik, Jonatan diharapkan dapat mengatasi tantangan baru yang akan dihadapinya. Meskipun langkah ini menawarkan kebebasan dan peluang baru, penting bagi Jonatan untuk selalu ingat bahwa sukses di jalur ini memerlukan ketekunan serta disiplin tinggi. Selain itu, kehadiran dukungan dari mantan pemain dan rekan setim lainnya juga dapat menjadi sumber motivasi tambahan yang penting.
Kesuksesan atlet profesional sering kali ditentukan oleh kombinasi antara kemampuan teknis dan manajemen diri yang efektif. Jonatan kini memasuki fase baru dalam karirnya – satu yang menjanjikan, tetapi penuh tantangan. Semoga pengalaman dan nasihat dari seniornya dapat menjadi pedoman baginya dalam menavigasi dunia bulu tangkis profesional yang penuh dinamika ini.