Wahana antariksa yang dikenal sebagai Solar Orbiter telah berhasil mengabadikan foto kutub selatan Matahari yang sulit dijangkau. Keberhasilan ini merupakan momen bersejarah bagi ilmu pengetahuan, karena ini adalah pertama kalinya gambar kutub selatan Matahari ditangkap oleh wahana antariksa. Foto yang diambil pada 23 Maret ini baru bisa dilihat oleh manusia pada 11 Juni.
Pemandangan yang ditangkap oleh Solar Orbiter menunjukkan detail-detail baru yang belum pernah terlihat sebelumnya oleh manusia, atau bahkan wahana antariksa yang lain. Hal ini menimbulkan rasa ingin tahu yang besar mengenai bagaimana kondisi dan karakteristik Matahari di sekeliling kutubnya. Terlebih lagi, penemuan ini dapat memperluas pemahaman kita tentang fenomena yang terjadi di Matahari.
Pandangan Pertama Umat Manusia terhadap Kutub Matahari yang Tertangkap Kamera
Solar Orbiter telah melihat sudut pandang berbeda dari kutub Matahari, yang sebelumnya tidak dapat diakses dengan teknologi yang ada. Dengan memiringkan orbitnya hingga 17 derajat di bawah khatulistiwa, wahana ini berhasil mengumpulkan gambar yang unik dan berbeda. Melalui gambar ini, para ilmuwan dapat mempelajari tidak hanya aspek visual, tetapi juga proses fisik yang terjadi di lapisan luar Matahari.
Melihat gambar-gambar ini, bisa diandaikan betapa rumit dan menariknya dinamika yang terjadi di Matahari. Data yang diterima dari Solar Orbiter dilaporkan mencakup tumpukan magnetik dan pergerakan unsur-unsur kimia tertentu yang ditangkap saat terjadi semburan plasma. Insight ini memberikan informasi yang lebih kaya untuk memahami cuaca antariksa dan angin Matahari yang berhubungan langsung dengan Bumi.
Memahami Siklus Aktivitas Matahari Melalui Data yang Diperoleh oleh Solar Orbiter
Tidak hanya menangkap gambar, Solar Orbiter juga merekam aktivitas puncak Matahari, seperti letusan solar maximum, menggunakan teknologi canggih yang ada pada instrumennya. Data ini membantu ilmuwan untuk memetakan medan magnet Matahari yang kompleks, yang menjadi kunci untuk memahami perilaku dan sifat angin Matahari. Setiap gambar yang diambil adalah bagian dari mozaik informasi yang lebih besar.
Dari hasil penelitian, juga terungkap adanya fenomena magnetik yang bersifat sementara. Hal ini menunjukkan bahwa medan magnet Matahari akan mengalami pembalikan, yang merupakan bagian dari siklus yang berlangsung setiap 11 tahun. Dengan data ini, pemahaman tentang transisi antara masa aktivitas tinggi dan rendah Matahari dapat dieksplorasi dengan lebih mendalam.