Jakarta — Bank Mega Syariah mencatatkan hasil yang menggembirakan pada kuartal pertama tahun ini. Pencapaian ini sejalan dengan fokus perusahaan dalam memperkuat ekosistem ibadah haji dan umrah di Indonesia, sebuah inisiatif yang sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat yang ingin melaksanakan ibadah tersebut.
Dalam upaya mendorong pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK), Bank Mega Syariah menghadirkan berbagai inovasi, termasuk peningkatan pada produk tabungan haji. Terbukti, dana simpanan wadiah mengalami pertumbuhan yang signifikan, mencapai 45 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ini menciptakan peluang lebih besar bagi masyarakat untuk merencanakan ibadah haji secara lebih terencana.
Kenaikan dalam simpanan wadiah juga berkontribusi terhadap peningkatan porsi dana murah, dengan rasio CASA naik dari 29 persen pada Maret tahun lalu menjadi 33,3 persen pada Maret 2025. Pada akhir Maret 2025, total DPK Bank Mega Syariah tercatat mencapai Rp 10,2 triliun, tumbuh sebesar 1,9 persen dari tahun sebelumnya.
“Faktor utama dalam pertumbuhan simpanan wadiah kami adalah produk Tabungan Haji IB. Ini memungkinkan masyarakat untuk merencanakan keberangkatan haji secara fleksibel dan sesuai dengan prinsip syariah. Nasabah dapat melakukan setoran ringan dan mengakses layanan melalui aplikasi digital M-Syariah,” jelas Direktur Utama Bank Mega Syariah.
Bank Mega Syariah tidak hanya mengandalkan saluran digital, tetapi juga memperluas aksesibilitas produk tabungan haji melalui pendekatan berbasis komunitas. Penekanan ini bertujuan untuk menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat, baik nasabah maupun non-nasabah, agar bisa mendapatkan layanan tabungan haji yang memadai.
“Kami berkomitmen untuk menjadi mitra utama dalam merencanakan dan melaksanakan ibadah ke Tanah Suci. Melalui semangat ‘GenHajj – Haji untuk Semua’, kami ingin mendorong kesiapan berhaji bagi semua orang, mulai dari generasi muda hingga mereka yang lebih tua,” tambah Yuwono.
Untuk mempermudah nasabah dalam meraih kesempatan untuk berangkat ke tanah suci, Bank Mega Syariah menawarkan produk Flexi Mitra Mabrur. Produk ini adalah pembiayaan tanpa agunan yang memfasilitasi pendaftaran untuk haji khusus melalui penyelenggara ibadah haji terpercaya. Hal ini memberikan alternatif bagi banyak orang untuk mempersingkat waktu tunggu dibandingkan haji reguler.
Dalam tiga bulan pertama tahun ini, produk Flexi Mitra Mabrur mencatatkan pertumbuhan lebih dari 40,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Diestimasi dapat berkontribusi lebih dari 8 persen terhadap total pembiayaan konsumer pada tahun ini.
Sementara itu, total pembiayaan konsumer Bank Mega Syariah hingga Maret 2025 sudah mencatatkan pertumbuhan lebih dari 38 persen dari tahun lalu, memberikan kontribusi sekitar 5,59 persen dari total pembiayaan. Total pembiayaan Bank Mega Syariah sendiri kini mencapai Rp 8,65 triliun, meningkat 23,5 persen dibandingkan periode sebelumnya.
Tidak hanya itu, pencapaian positif ini diiringi dengan pendapatan dari penyaluran dana mencapai Rp 320,8 miliar, tumbuh lebih dari 13,9 persen. Hasil ini juga berdampak pada laba sebelum pajak yang tercatat sebesar Rp 52,7 miliar.
“Kami berhasil menjalankan fungsi intermediasi dengan baik, sehingga pada Maret 2025 total aset Bank Mega Syariah mencapai Rp 17,4 triliun, mengalami pertumbuhan lebih dari 13,1 persen dari posisi yang sama di tahun sebelumnya,” jelas Yuwono.
Bank Mega Syariah juga menjaga kualitas aset dengan mencatatkan rasio pembiayaan bermasalah (NPF) gross sebesar 0,93 persen dan NPF net sebesar 0,82 persen, yang jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan, yaitu 5 persen. Ini semua menunjukkan keandalan dan kualitas dari produk pembiayaan yang ditawarkan kepada nasabah.
Melalui langkah-langkah strategis ini, Bank Mega Syariah terus menunjukkan komitmennya dalam memberikan pelayanan terbaik dan mendorong masyarakat untuk lebih siap dalam beribadah.