Ruben Onsu baru-baru ini berbagi cerita mendalam mengenai perjalanan spiritualnya setelah memeluk agama Islam. Menghadapi berbagai tantangan, ia mengaku fokus untuk memperdalam ibadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Dalam setiap doanya, Ruben berdoa agar salatnya dapat disempurnakan, memberikan kita gambaran jelas tentang niat tulusnya untuk menjadi lebih baik.
Dalam perjalanan ini, Ruben tidak merasa perlu meminta hal-hal yang bersifat duniawi. Ia lebih memilih untuk menjadi sosok yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar, membangun hubungan yang lebih kuat dengan Allah yang diyakininya. Pernyataan ini menggambarkan betapa dalamnya pengalamannya dan keyakinannya dalam menjalani kehidupan baru ini.
Perjalanan Spiritual Ruben Onsu Setelah Menemukan Jalan Hidup Baru
Ruben Onsu telah mengalami transformasi signifikan sejak mengumumkan keputusannya untuk memeluk Islam di hari raya Idulfitri 2025. Dalam perjalanannya, ia menyadari pentingnya salat dan doa sebagai sarana mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Hal ini bukan hanya tentang agama, tetapi juga tentang kedamaian batin dan pertumbuhan pribadi.
Sebagai mualaf, Ruben merasa lebih tenang menghadapi berbagai ujian dalam hidup. Penuturan ini menunjukkan bahwa keimanan dapat memberikan kekuatan dan ketenangan di tengah kesulitan. Ia sering kali menghabiskan waktu untuk berdoa, beribadah, dan merenungi makna dari kehidupan yang dijalaninya, menjadikannya sosok yang lebih bertanggung jawab dan berbagi dengan orang-orang di sekitarnya.
Pentingnya Konsistensi dalam Beribadah dan Berdoa bagi Seorang Mualaf
Dalam perjalanan beribadah, Ruben juga berbagi informasi tentang kesempatan berhaji yang tiba-tiba didapatnya. Meskipun awalnya diragukan, keyakinan bahwa semua ini adalah bagian dari rencana Tuhan membuatnya terbuka akan peluang dan belajar lebih banyak tentang Islam. Ini adalah contoh nyata betapa pentingnya bagi seseorang untuk tetap bersyukur atas segala anugerah yang diterima.
Menjaga konsistensi dalam beribadah adalah tantangan yang dihadapi banyak orang, terutama para mualaf. Namun, dengan dukungan dan motivasi yang tepat, seperti yang dialami Ruben, setiap orang dapat menemukan jalan mereka sendiri dalam menjalani keimanan. Kegigihan dan sikap rendah hati dalam belajar merupakan kunci dalam perjalanan spiritual yang lebih mendalam.